Kepolisian mengamankan seorang hacker yang meretas situs
www.presidensby.info. Situs Presiden SBY ini di hack oleh pelaku yang
meninggalkan identitas sebagai Jember Hacker.
“Sudah diamankan oleh Bareskrim Mabes Polri beberapa hari lalu,”kata Kapolres Jember AKBP Jayadi , Selasa (29/1).
Jayadi mengatakan hacker bernama Wildan itu diamankan petugas di sebuah
warnet di Jember. Dia merupakan pengelola warnet tersebut, katanya.
Saat ditanya apakah ada pelaku lainnya yang masih diburu terkait kasus
tersebut, Jayadi enggan menjelaskannya. “Informasi itu ditanya ke Mabes
saja,” elaknya.
Ali Jakfar, ayah Wildan Yani Ashari, peretas situs web presiden,
http://www.presidensby.info, berharap anaknya tidak mendapat hukuman
berat. Menurut Ali, perbuatan anaknya bukan berniat kriminal seperti
para teroris.
“Perbuatannya memang menganggu, tapi saya yakin ia tidak berniat berbuat
kriminal seperti teroris,” kata Ali Jakfar, Selasa (29/1).
Seperti diketahui, situs www.presidensby.info pada Rabu (9/1/2012),
sempat dipermak peretas. Pelaku meninggalkan jejak dengan menuliskan
diri sebagai Jember Hacker Team. Namun menurut pelacakan yang dilakukan
Id-SIRTII, lokasi IP Address dan DNS pelaku bukan dari Indonesia.
Melainkan dari Texas, Amerika Serikat.
Memang, meski terlacak dari Negeri Paman Sam. Bisa saja pelaku juga
masih orang Indonesia yang memalsukan IP-nya ke negara lain. Hal itu
tentunya biasa dilakukan para peretas untuk mengaburkan jejak.
Namun siapa sebenarnya peretas situr yang menginformasikan segala
kegiatan SBY itu? Wildan sang peretas lulus Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Teknologi Balung, Jember, Jawa Timur, tahun 2010. Wildan memang
tidak melanjutkan kuliah karena terhambat biaya. Pada medio 2011, Wildan
mulai bekerja sebagai operator warung Internet di Jalan Letjen
Soeprato, Jember.
Beberapa temannya mengaku kaget mendengar kabar Wildan ditangkap tim
Cyber Crime Mabes Polri. Menurut mereka, selama ini Wildan tidak banyak
bertingkah. “Ya, biasa saja. Paling-paling utak-atik program. Enggak
sampai membobol situs atau kartu kredit orang atau toko luar negeri,”
ucap Aming, operator warnet di kawasan Universitas Jember.
Adi Kurniawan, pemilik warnet tempat Wildan bekerja, juga mengaku baru
mengetahui penangkapan anak buahnya itu pada Sabtu pagi, 26 Januari
2013. Sesuai jadwal, Wildan piket sejak Jumat malam hingga Sabtu pagi.
Adi bertambah kaget mengetahui ruang operator warnetnya berantakan dan
Wildan tak ada di sana. “Dua handphone-nya juga tidak bisa dihubungi.
Barang-barang dan sepeda motornya ada,” tuturnya.
Adi kemudian mendatangi rumah Wildan dan memperoleh kepastian dari
Jakfar bahwa Wildan ditangkap polisi. “Saya lihat surat penangkapannya
dari Mabes Polri,” katanya.
Jakfar menjelaskan, sejak ditangkap Jumat malam, 25 Januari 2013, hingga
kini dirinya tidak bisa berkomunikasi dengan Wildan. Jakfar mengaku
hanya mendapat informasi dari aparat Kepolisian Resor Jember bahwa
anaknya sedang diperiksa di Markas Besar Kepolisian RI di Jakarta.
“Sabtu pagi baru kami dapat info dia dibawa polisi,” ujar Jakfar, warga
Dusun Krajan, Desa Balung Lor, Kecamataan Balung, tersebut.
0 komentar:
Post a Comment