Berita sebelumnya Suriah Kutuk Tindakan Barbar Israel Terhadap Palestina Serangan-serangan Israel menewaskan 23 orang Palestina, 14 di antaranya
adalah wanita dan anak-anak. Serangan pada Ahad (18/1) , menjadi hari
paling mematikan dalam operasi pemboman di Jalur Gaza, kata Kementerian
Kesehatan Hamas.
Sembilan anak, lima di antaranya bayi dan balita, serta lima wanita termasuk di antara korban dalam kekerasan. Jumlah warga Gaza yang tewas menjadi 69 dalam serangan-serangan udara Israel yang tanpa henti selama sekitar 100 jam.
Serangan-serangan berlangsung ketika upaya diplomatik ditingkatkan untuk berusaha mengakhiri pertumpahan darah tersebut, yang mulai terjadi pada Rabu dan juga menewaskan tiga warga Israel dan mencederai lebih dari 50 orang, kata sumber-sumber medis.
Sejauh ini serangan paling mematikan berlangsung di Kota Gaza bagian utara, dimana sebuah rudal menghancurkan bangunan tiga lantai, menewaskan sembilan anggota keluarga Al-Dallu, lima di antaranya anak-anak, dan dua orang lain, kata petugas medis.
Juru bicara kementerian kesehatan Ashraf al-Qudra mengidentifikasi korban-korban yang tewas sebagai Mohammed al-Dallu, seorang polisi berusia 35 tahun, Suheila al-Dallu (50), Samah al-Dallu (22), dan lima anak: Jamal dan Sara, yang usianya belum diketahui, Yussef (5), Ranin (2), serta Ibrahim yang baru berusia 11 bulan.
Mayat seorang wanita dari keluarga yang sama ditemukan di bawah puing-puing, namun identitasnya belum jelas.
Dua korban lain, yang tinggal di samping bangunan adalah Amina Mattar al-Muzzana (83) dan Abdullah Mohammed al-Muzzana (22), kata Qudra.
Militer Israel belum memberikan pernyataan segera mengenai serangan itu dan hanya mengatakan, angkatan udara menghantam "sejumlah sasaran di Kota Gaza bagian utara".
Tak lama setelah itu, enam orang Palestina lainnya tewas dalam empat serangan terpisah, dua di Kota Gaza, satu di kamp pengungsi Jabaliya dan satu di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.
Di Kota Gaza, Sami al-Ghafir tewas dalam serangan di daerah timur Shejaiya, dan Mohammed al-Awf tewas di daerah utara kota itu.
Serangan di Jabaliya menewaskan Suheil Hamada dan putranya, Moamin, ketika mereka sedang mengendarai truk pengiriman air melewati kamp itu.
Gempuran malam hari di Nuseirat menewaskan dua orang, Aatiya Mubarak dan Hossam Abu Shawish, kata petugas pelayanan darurat.
Serangan-serangan sebelumnya di Jalur Gaza menewaskan enam, orang lain Palestina, empat dari mereka anak-anak.
Dengan kematian-kematian terakhir itu, jumlah korban tewas Palestina menjadi 69 dan korban cedera lebih dari 600 sejak serangan udara yang menewaskan seorang pemimpin Hamas mengawali operasi militer Israel terhadap Gaza.
Tiga orang Israel tewas dan lebih dari 50 cedera akibat serangan roket Palestina, kata seorang juru bicara dinas pelayanan darurat Magen David Adom kepada AFP.
Militer Israel mengatakan, 10 dari mereka yang terluka adalah prajurit, satu dari mereka cedera parah.
Israel mengatakan, militer telah menghantam lebih dari 1.132 sasaran di Jalur Gaza.
Dalam kurun waktu sama, 544 roket Palestina ditembakkan pejuang Gaza di Israel selatan, dan 302 roket lain disergap oleh sistem pertahanan rudal Israel Iron Dome.(Ant/RZY)
sumber
Sembilan anak, lima di antaranya bayi dan balita, serta lima wanita termasuk di antara korban dalam kekerasan. Jumlah warga Gaza yang tewas menjadi 69 dalam serangan-serangan udara Israel yang tanpa henti selama sekitar 100 jam.
Serangan-serangan berlangsung ketika upaya diplomatik ditingkatkan untuk berusaha mengakhiri pertumpahan darah tersebut, yang mulai terjadi pada Rabu dan juga menewaskan tiga warga Israel dan mencederai lebih dari 50 orang, kata sumber-sumber medis.
Sejauh ini serangan paling mematikan berlangsung di Kota Gaza bagian utara, dimana sebuah rudal menghancurkan bangunan tiga lantai, menewaskan sembilan anggota keluarga Al-Dallu, lima di antaranya anak-anak, dan dua orang lain, kata petugas medis.
Juru bicara kementerian kesehatan Ashraf al-Qudra mengidentifikasi korban-korban yang tewas sebagai Mohammed al-Dallu, seorang polisi berusia 35 tahun, Suheila al-Dallu (50), Samah al-Dallu (22), dan lima anak: Jamal dan Sara, yang usianya belum diketahui, Yussef (5), Ranin (2), serta Ibrahim yang baru berusia 11 bulan.
Mayat seorang wanita dari keluarga yang sama ditemukan di bawah puing-puing, namun identitasnya belum jelas.
Dua korban lain, yang tinggal di samping bangunan adalah Amina Mattar al-Muzzana (83) dan Abdullah Mohammed al-Muzzana (22), kata Qudra.
Militer Israel belum memberikan pernyataan segera mengenai serangan itu dan hanya mengatakan, angkatan udara menghantam "sejumlah sasaran di Kota Gaza bagian utara".
Tak lama setelah itu, enam orang Palestina lainnya tewas dalam empat serangan terpisah, dua di Kota Gaza, satu di kamp pengungsi Jabaliya dan satu di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.
Di Kota Gaza, Sami al-Ghafir tewas dalam serangan di daerah timur Shejaiya, dan Mohammed al-Awf tewas di daerah utara kota itu.
Serangan di Jabaliya menewaskan Suheil Hamada dan putranya, Moamin, ketika mereka sedang mengendarai truk pengiriman air melewati kamp itu.
Gempuran malam hari di Nuseirat menewaskan dua orang, Aatiya Mubarak dan Hossam Abu Shawish, kata petugas pelayanan darurat.
Serangan-serangan sebelumnya di Jalur Gaza menewaskan enam, orang lain Palestina, empat dari mereka anak-anak.
Dengan kematian-kematian terakhir itu, jumlah korban tewas Palestina menjadi 69 dan korban cedera lebih dari 600 sejak serangan udara yang menewaskan seorang pemimpin Hamas mengawali operasi militer Israel terhadap Gaza.
Tiga orang Israel tewas dan lebih dari 50 cedera akibat serangan roket Palestina, kata seorang juru bicara dinas pelayanan darurat Magen David Adom kepada AFP.
Militer Israel mengatakan, 10 dari mereka yang terluka adalah prajurit, satu dari mereka cedera parah.
Israel mengatakan, militer telah menghantam lebih dari 1.132 sasaran di Jalur Gaza.
Dalam kurun waktu sama, 544 roket Palestina ditembakkan pejuang Gaza di Israel selatan, dan 302 roket lain disergap oleh sistem pertahanan rudal Israel Iron Dome.(Ant/RZY)
sumber
0 komentar:
Post a Comment