Ilustrasi: badai tropis Narelle
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Batam mengeluarkan peringatan bahwa peraitan Kepri yang berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan sebelah utara patut diwaspadai karena tinggi gelombang mencapai 4 hingga 6 meter.
"Untuk beberapa wilayah Kepri seperti Natuna, Tarempa, serta Anambas patut diwaspadai di mana tinggi gelombang mencapai 4 hingga 6 meter pada hari Sabtu dan Minggu. Untuk potensi angin ini, diprediksi masih berlangsung hingga satu minggu ke depan," tutur Kepala BMKG Batam melalui prakirawan, Asri Pratiwi Sabtu (19/1/2013).
Oleh karena itu, ia menyatakan untuk kapal kapal kecil maupun kapal sedang di sekitar kepulauan Natuna diimbau untuk waspada. Hal serupa juga berlaku untuk wilayah Batam, Tanjungpinang, dan sekitarnya," ucapnya.
Asri menjelaskan, adanya potensi gelombang tinggi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti adanya angin kencang yang dapat mencapai kecepatan 25 knot/ jam, serta pengaruh awan hitam (Cumolonimbus).
Berdasarkan pantauan Tribun pada Minggu (20/1/2013), ancaman terhadap alur pelayaran di wilayah Kepri memang cukup tinggi. Musibah laut menimpa Kapal Layar Motor (KLM) Rahim Jaya, yang tenggelam di peraian Tanjung Seibatak, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun, Sabtu (19/1/2013) dihari. Sebanyak 10 anak buah kapal, termasuk nakhoda berhasil selamat dari maut, namun kapal dan muatannya karam di tengah laut.
Menurut kisah nakhoda Andi Aris Riyansyah, detik detik mendebarkan terjadi pada Sabtu dinihari. Saat itu poisis kapal yang berada di OPL (outer port limit) tiba tiba dihantam gelombang setinggi tiga meter. Hantaman gelombang memecah haluan kapal. "Saat itu saya berusaha keras mengarahkan kemudi agar kapal bisa menepi ke pulau kecil di dekat situ. Tapi tak bisa lagi. Kapal tak bisa bergerak lagi," jelas Andi.
Mengamati kapal tak lagi bisa diselamatkan, Heri langsung meminta seluruh ABK untuk mengumpulkan drum drum kosong yang ada di dalam kapal. "Saat itulah saya minta teman teman mengikat drum drum yang jumlah ada 10 drum untuk dijadikan rakit," terangnya lagi.
Mendekati pukul 02.00 WIB, air laut mulai masuk di ruang mesin. Mesin pun mati. Hanya lampu di dek saja yang masih hidup. "Untungnya rakit (dari drum) sudah siap. Itulah saat kapal perlahan lahan mulai tenggelam," tambahnya.
Beruntung, saat berada di atas dek kapal yang hendak tenggelam, bantuan datang. Kapal TB (tugboat) Maiden menghampiri mereka. Sekitar 10 kru kapal akhirnya dapat terselamatkan. Setelah sekitar lima menit mereka naik ke dek TB Maiden, kapal mereka Rahim Jaya pun tenggelam.
Komandan Lanal Tanjungbalai Karimun, Letkol Laut (P) Sawa melalui perwira staf operasi, Kapten Laut (P) Andita Anton mengatakan KLM Rahim Jaya GT 116 berlayar dari pelabuhan Makobar Batuampar, Batam dengan tujuan Pekanbaru, Riau dengan mengangkut sekitar 6.387 sak semen. Ia ikut bersyukur karena para awak kapal selamat, termasuk dokumen-dokumen kapal.
"Sekitar pukul 03.30, semua korban sempat di bawa ke hotel Taman Bunga, dan sekitar pukul 09.00 korban melapor ke Syahbandar. Kami hanya bantu perawatan saja," kata Andita merendah. (Tribun Batam/yah/msa/tyn)
sumber
0 komentar:
Post a Comment